Langsung ke konten utama

My Future Wife



Memasuki usia 25 tahun di 2015, apakah mencari pasangan hanya sekedar untuk memiliki partner nonton di malam minggu, partner chatting di malam hari, partner yang ngingetin makan di saat jam makan siang? Harusnya sih Gak. Untuk memilih pasangan yang Ideal, terlalu banyak pendapat mengenai hal ini tergantung dari karakter masing-masing Individu.


Memilih pasangan harus menyeimbangkan antara Logika dan perasaan. Harapan semua orang adalah pasangan yang telah mereka pilih akan bisa mendampingi mereka terus menerus hingga akhir hayatnya. But, is it realistic? Jawaban atas pertanyaan ini bisa berubah seiring perjalanan waktu. Dari kondisi sekarang, pengaruh media khususnya Infotainment cukup mempengaruhi mindset masyarakat secara umum mengenai begitu mudahnya ikatan sakral pernikahan berakhir di putusan cerai pengadilan.

Jika harus memilih salah satu antara Logika dan Perasaan yang digunakan sebagai dasar dalam memilih pasangan, dasar tersebut tentu cukup sulit dijadikan sebagai fondasi untuk membina hubungan yang baik dengan pasangan dalam waktu puluhan tahun. Kedua dasar tersebut sebaiknya dimiliki secara bersamaan walaupun dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung masing-masing Individu.

Menurut gw, komposisi antara Logika dan Perasaan harus lebih banyak didominasi oleh Logika. Dalam mendasarkan fondasi kehidupan, beberapa hal yang sering muncul adalah Agama, Kekayaan, Popularitas, Kekuasaan, dan lain-lain. Berkenaan dengan hal itu, logika dalam memilih pasangan harus sejalan dengan fondasi kehidupan yang diprioritaskan oleh masing-masing individu. Sejauh kita masih berada di fondasi yang sama dalam menjalani hidup, setidaknya terdapat satu kesamaan yang besar untuk dijadikan alasan agar ikatan pernikahan yang telah ada tetap bisa berjalan dengan baik.

Bagaimana dengan orang yang memilih pasangan dengan memprioritaskan perasaan dibandingkan logika? Apakah itu salah? Belum tentu. Namun, pada dasarnya hati merupakan salah satu hal yang cukup tidak konsisten dari diri seseorang. Untuk jangka waktu puluhan tahun, menjaga konsistensi perasaan tentu jauh lebih sulit.

“Sungguh hati manusia itu lebih cepat bolak-baliknya daripada periuk ketika sedang sangat mendidih” (H.R. Ahmad)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inside & Outside the Box

Apakah lu pernah jadi saksi atau pelaku dari suatu pemecahan masalah dengan cara berfikir baru dan berbeda dari pada umumnya? Apakah lu berfikir ini merupakan salah satu contoh pemikiran " Think Outside The Box" ? Jika lu menjawab pertanyaan kedua dengan "Ya", berarti kita teammate yang perlu membaca buku Inside The Box karya Drew Boyd & Jacob Goldenberg". Setelah gw membaca buku tersebut, sepertinya gw harus melakukan redefinisi tentang " Think Outside the Box ". Konsep Think Outside the Box sepertinya merupakan tagline dari aktivitas apapun yang akan mengarah pada bagaimana kita akan berfikir secara lebih kreatif. Pada buku ini, ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kreativitas, maka melatih berfikir Inside the Box dapat menjadi salah satu cara yang sangat efektif. Selain itu akan dijelaskan mengenai perbedaan antara Think Outside the Box dibandingkan Inside the Box. Dengan kombinasi penulis yang berasal dari background berbeda, akadem...

"Mengapa Pria Tidak Bisa Mendengar dan Wanita Tidak Bisa Membaca Peta?"

Dari sejumlah pahlawan yang ada di Indonesia, pada tanggal 21 April kita akan menjadi lebih sering mendengarkan kisah "Kepahlawanan" Wanita dalam berbagai hal, misalnya keberhasilan Ibu Risma dalam memimpin Kota Surabaya, keberhasilan Ima Matul Maisaroh yang menjadi anggota Dewan Penasehat Presiden Obama, keberhasilan Merry Riana sebagai motivator internasional, dan sebagainya. Cerita keberhasilan ini kemudian akan merujuk pada pahlawan wanita Indonesia yaitu RA Kartini. Beliau dianggap pahlawan yang memperjuangkan hak wanita hingga untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana yang didapatkan kaum pria. Di era gadget telah menjadi alat yang efektif untuk membuat anak kecil berhenti menangis, perjuangan terhadap hak wanita diwujudkan dalam perjuangan mendapatkan persamaan gender. Tak mengherankkan sampai isu seksis ini merambah dunia politik dimana terdapat usulan untuk memberikan kuota jumlah anggota DPR dengan jenis kelamin wanita. Usulan ini diharapkan agar angg...

GE’s Jeff Immelt: The Voyage From MBA to CEO

Latar Belakang GE dirintis sejak tahun 1878 oleh Thomas Alva Edison yang dikagumi karena kejeniusannya sebagai penemu. Namun tak banyak yang mengetahui kepiawaiannya sebagai pionir di bidang usaha. Dengan menyelaraskan berbagai usaha untuk membawa suatu inovasi ke pasar, dia merintis jalur bagi GE sekarang. Saat ini, GE termasuk perusahaan yang memiliki diversivikasi bisnis dengan performa yang sangat gemilang sehingga perusahaan ini juga termasuk dalam the world’s leading diversified corporations. Sedangkan untuk jabatan di dalamnya, posisi CEO GE seringkali dianggap sebagai world’s most elite leadership position . Salah satu pemimpin tersukses yang dimiliki oleh GE adalah Jack Welch. Karena kesuksesan yang dimiliki, Pada tahun 1999 Jack Welch dinamakan sebagai “Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune. Pada tahun 2000, Jack Welch mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO GE. Dengan pengunduran diri tersebut, maka diperlukan adanya CEO baru yang dapat memimpin GE dengan lebih...