Pertanyaan ini mungkin lebih
sering muncul pada pemikiran rekan-rekan mahasiswa khususnya bagi mereka yang
berencana untuk mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan studinya di
perguruan tinggi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pembahasan akan melebar
yang tidak hanya mengarah pada nilai IPK tapi juga faktor lainnya.
Dalam suatu aktivitas yang
lengkap, terdapat 4 tahapan yaitu input – process – output – outcome. Input
merupakan sumber daya utama yang digunakan agar bisa diolah untuk menjadi
sesuatu yang baru berupa output. Output adalah sesuatu yang baru atas prosess
yang dilakukan terhadap input. Terakhir, outcome merupakan dampak yang
ditimbulkan atas output yang dihasilkan.
Dengan pertanyaan “Apakah IPK berpengaruh terhadap Pekerjaan?”, maka posisi nilai IPK termasuk dalam kategori Output. IPK adalah hasil yang diperoleh oleh setiap mahasiswa dengan melewati proses perkuliahan. Salah satu input dari IPK adalah kemampuan brainware yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dalam menganalisa dan menyikapi seluruh permasalahan yang dihadapinya. Kemudian, dengan mengacu pada pertanyaan di atas, maka outcome dari IPK ini adalah dampak yang diperoleh ketika seorang lulusan mulai memasuki dunia kerja.
IPK yang tinggi dipengaruhi oleh
beberapa alternatif tahapan, yaitu:
- Input dan proses yang baik = output yang fantastis
- Input sedang dan proses yang baik = output yang baik
- Input baik dan proses sedang = Output yang baik
Dari ketiga alternatif di atas,
tentu banyak yang sependapat jika alternatif ke-1 yang paling ideal. Oleh
karena itu, pembahasan akan lebih mengarah pada alternatif 2 dan 3. Dalam
kehidupan sehari-hari, ada orang yang dilahirkan dengan kelebihan pada
kemampuan berfikir sehingga pemecahan masalah dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Namun, tak jarang juga orang yang dilahirkan dengan kemampuan pemecahan
masalah yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan orang cerdas.
Dengan alternatif 2 dan 3, mana
yang lebih ideal untuk kebutuhan pekerjaan?
Proses pekerjaan terbagi menjadi
2 kategori, tahapan mencari kerja dan tahapan mengembangkan karir. Dalam
mencari pekerjaan, seringkali standar nilai IPK menjadi persyaratan
administrasi seseorang bisa diterima atau tidak pada suatu pekerjaan. Pada tahapan
ini, penilaian hanya berdasarkan output seseorang yaitu IPK yang dimiliki.
Dengan kondisi tersebut, alternatif 2 dan 3 tidak mempunyai dampak yang cukup
signifikan.
Berbeda halnya dengan tahapan
selanjutnya yaitu tahapan dimana seseorang telah diterima kerja dan kemudian
ingin meniti karirnya diperusahaan tersebut. Salah satu faktor penting dalam
dunia pekerjaan adalah mengenai etos kerja. Seseorang dengan brainware yang
biasa-biasa aja namun menyelesaikan studi dengan nilai yang baik biasanya telah
melewati proses yang cukup berat. Proses yang dilewati tersebut membutuhkan pengorbanan
yang lebih besar, konsistensi yang lebih stabil, dan semangat yang pantang
menyerah. Ketiga faktor-faktor inilah yang kemudian akan membentuk etos kerja
seseorang menjadi lebih gigih. Selain itu, dengan menyadari bahwa input yang
dimiliki saat ini masih belum bisa jauh lebih baik dibandingkan dengan orang
lain, maka akan ada dorongan di dalam diri seseorang untuk menutupi kekurangan
tersebut dengan meningkatkan skill pada kemampuan lainnya.
Untuk alternatif ke-3, orang
dengan tipe seperti ini biasanya akan lebih mudah dalam melakukan analisa
masalah dan pemecahannya. Namun yang menjadi permasalahan adalah karakter cepat
puas yang dimilikinya akan berdampak pada kurangnya motivasi dalam diri untuk
meningkatkan skill lainnya. Selain itu, dengan kemudahan yang dimiliki atas
kemampuan tersebut, orang tersebut telah terbiasa untuk tidak melewati proses
menghasilkan output dengan kesulitan yang berarti. Oleh karena itu, karakter
yang dimiliki akan menjadi biasa-biasa aja.
Dalam dunia kerja, tekanan yang
akan dihadapi pada umumnya lebih berat dibandingkan tekanan yang diberikan pada
saat berada dilingkungan perguruan tinggi. Orang yang mampu meraih karir
fantastis biasanya akan terlebih dahulu dihadapkan pada situasi-situasi yang
sulit dan dipaksa untuk mampu bangkit serta mengambil peluang atas kesulitan
tersebut.
Kesimpulan:
1. Tidak masalah mengenai apa yang kita miliki saat
ini, apakah seseorang dengan input yang baik atau tidak, yang terpenting adalah
rasa syukur atas apa yang telah diberikan dan perbaikan proses untuk
menghasilkan output yang baik.
Jika kita
memiliki input yang berada di bawah rata-rata, maka mari kita upayakan menjalankan
alternatif ke-3. Sedangkan jika kita memiliki input yang sangat baik, maka
naikkanlah standar target output kita yang kemudian memaksa kita untuk
menjalankan proses yang baik.
2. Konsep ini berlaku juga pada seseorang yang
lebih memilih jalur entrepreneurship dibandingkan sebagai karyawan. Entrepreneurship
adalah jalur dimana kemampuan berinovasi dan kegigihan dalam berusaha. Dengan alternatif
3, kegigihan seseorang akan terbentuk dengan sendirinya yang kemudian akan
berdampak pada kemampuan inovasi yang telah terlatih.
Komentar
Posting Komentar
Test