Tulisan ini ditujukan hanya bagi orang-orang yang saat ini sedang dan akan menjalankan aktivitas bekerja sebagai karyawan dari suatu perusahaan. Oleh karena itu, tulisan ini kurang tepat jika dibaca oleh orang-orang yang sedang dan akan berprofesi sebagai pengusaha. Why?
Dalam bekerja sebagai karyawan, perusahaan yang memiliki sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik tentu akan melakukan penilaian terhadap setiap karyawannya. Tujuan dari penilaian ada beberapa hal diantara tujuan utamanya adalah untuk pengelolaan karir dan pengelolaan remunerasi. Seseorang yang dalam pekerjaannya mendapatkan nilai yang memuaskan, tentu akan mendapatkan percepatan karir dan akan mendapatkan remunerasi yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekannya.
Berbicara dengan tema penilaian, penilaian yang benar-benar adil merupakan sesuatu yang sulit untuk direalisasikan karena pada dasarnya sesuatu yang benar-benar adil memang hanya milik tuhan. Namun demikian, dalam aktivitas manajemen, perusahaan selalu berusaha menyusun sistem yang tepat dan akurat termasuk diantaranya adalah sistem penilaian. Secara sederhana, konsep dasar dari suatu penilaian adalah membandingkan antara target yang diturunkan ke masing-masing individu dengan realisasi pencapaiannya diakhir periode. Walaupun sederhana, namun konsep mendasar ini sering kali menjadi polemik dalam dunia kerja. Polemik pertama muncul adalah mengenai penentuan jenis target. Tidak semua aktivitas pekerjaan memiliki nature penilaian kuantitatif. Seringkali manajemen pada akhirnya akan mengkuantifikasi sesuatu yang bersifat kualitatif. Polemik kedua yang muncul adalah mengenai seberapa tinggi target tersebut ditetapkan.
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa
penilaian didasarkan pada perbandingan target dan realisasi pencapaiannya. Dalam
dunia kerja, khususnya untuk pekerjaan yang bersifat kualitatif, penetapan
target lebih dominan ditentukan oleh masing-masing Individu yang akan
melaksanakan tugas tersebut. Target yang ditentukan pada akhirnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu orang yang berusaha menetapkan target
serendah-rendahnya dan orang yang berusaha untuk menetapkan target yang
challenging.
Jika menjadi orang yang pertama, tentu kita akan
lebih mudah untuk mencapai target tersebut. Oleh karena itu, kita akan termasuk
orang yang perform dan berkinerja baik. Dari sudut pandang penilaian, dengan
kinerja yang baik tersebut, untuk jangka pendek kita akan menjadi lebih aman.
Namun demikian, kita akan terbiasa untuk tidak ‘ngepush’ kemampuan maksimal yang kita miliki. Oleh karena itu untuk
jangka panjang, perkembangan kemampuan kita akan lebih lambat. Sedangkan jika
menjadi orang yang kedua, dengan target yang sangat challenging, peluang untuk
gagal mencapai target akan menjadi lebih besar sehingga terkesan orang tersebut
tidak perform dengan baik. Namun secara jangka panjang, kita akan terbiasa
untuk memaksimalkan kemampuan terbaik yang kita miliki.
Dengan demikian, fenomena ini menjadi variabel
penguat mengenai besarnya kendali kita terhadap upaya development diri kita
sendiri.
Komentar
Posting Komentar
Test