Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi India menurut World Bank diproyeksikan mencapai 7,5%. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan berada dikisaran 3%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi India bahkan mengalahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Kedepannya, Cina dan India diproyeksikan akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi baru di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia diproyeksikan tahun 2015 akan mencapai pertumbuhan 5,7%. Pada dasarnya angka tersebut sudah cukup baik. Apakah itu sudah cukup?
Dengan melihat fenomena di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi yang fantastis dicatatkan oleh negara-negara Asia dengan jumlah penduduk terbanyak. Namun bagaimana dengan Indonesia? Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di Asia setelah China dan India. Bagaimanakah caranya agar Indonesia bisa mencatat pertumbuhan ekonomi sebaik kedua negara di atas? Jawaban atas pertanyaan di atas sangat kompleks. Dari beberapa aspek yang prioritas untuk diperbaiki, pendidikan merupakan salah satu aspek yang paling penting.
Saat ini, perindustrian sedang mengalami era terjadinya talent scarcity, yaitu kondisi ketika terjadinya fenomena jumlah kebutuhan sumber daya manusia lebih tinggi dibandingkan dengan persediaannya. Di Indonesia, talent scarcity harusnya tidak terjadi. Indonesia saat ini memiliki angkatan kerja yang cukup banyak dan bahkan diproyeksikan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan memasuki masa bonus demografi. Bonus demografi merupakan masa dimana jumlah penduduk dengan usia produktif jauh lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif. Dari segi kuantitas, talent scarcity sepertinya tidak akan terjadi. Bagaimana dengan kualitas? Berdasarkan survey mengenai tingkat pendidikan penduduk suatu negara, Indonesia masuk kedalam bottom layer.
India dan China merupakan dua negara yang telah berhasil mengoptimalkan jumlah penduduk yang melimpah. Masyarakat terdidik dan terampil pada akhirnya berhasil jadi penggerak utama ekonomi kedua negara tersebut. Jika Indonesia ingin bangkit, maka perbaikan
sektor pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Kondisi di Indonesia masih menunjukkan ketidakmerataan kualitas pendidikan. Pendidikan yang berkualitas hanya didominasi pada sekolah-sekolah yang berada di pulau jawa. Berdasarkan teori Trickle Down Effect, dengan perbaikan kualitas pada sektor perkotaan dan daerah pusat, maka secara perlahan itu akan berdampak pada daerah disekitarnya yang lebih tertinggal. Apakah teori ini bisa berlaku di Indonesia? Sepertinya sulit. Karakter negara Indonesia yang bersifat kepulauan menjadikan pemerataan kualitas menjadi hal yang cukup sulit.
Salah satu langkah percepatan yang bisa dilakukan adalah melakukan sebaran orang-orang yang berkualitas ke daerah-daerah tertinggal dengan tujuan untuk membangun pendidikan di daerah tersebut. Ironi yang terjadi telah menjadi suatu kewajaran bahwa orang-orang terbaik di negeri ini lebih banyak berkumpul di Ibu kota atau disekitarnya. Bukan hal yang mudah untuk melakukan sebaran penduduk yang berkualitas ke seluruh negeri. Karena ini membutuhkan kesediaan dan keikhlasan masing-masing Individu untuk membangun daerah-daerah tertinggal. Oleh karena itu, ini menjadi salah satu tugas rumah yang harus dikerjakan bersama oleh pemerintah, swasta, masyarakat, dan stakeholder lainnya.
Komentar
Posting Komentar
Test