Dalam suatu management, seringkali kita menggunakan teori Plan Do Check Action (PDCA) sebagai salah satu pendekatan menjalankan strategi. Berdasarkan salah satu penulis, PDCA memiliki arti sebagai berikut:
Plan, Buatlah rencana sebelum mulai kerja.
Do, Laksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Check, Teliti apakah pekerjaan sudah sesuai dengan rencana yang dibuat, ukur
performa output dan bandingkan dengan standar kualitas yang telah
ditetapkan.
Action, Bilamana perlu lakukan tindakan perbaikan, karena hal ini merupakan dasar dari rencana selanjutnya.
Dalam penggunaan PDCA untuk kehidupan pribadi masing-masing individu, kita perlu memperhatikan kompetensi yang kita miliki agar bisa mengimplementasikan teori tersebut dengan maksimal.
Dari 4 tahapan di atas, terdapat 2 kategori kompetensi yang perlu kita miliki yaitu Analytical Thinking dan Soft Skill lainnya. Analytical Thinking merupakan kompetensi utama yang perlu dimiliki untuk memaksimalkan Plan dan Check. Kedua tahapan ini merupakan tahapan dimana kita harus menggunakan kemampuan analisa kita untuk menemukan permasalahan dan mencari solusi terbaik sebagai bagian dari rencana kedepannya. Jika seseorang tidak memiliki analytical thinking yang baik namun memiliki langkah eksekusi yang baik pada Do dan Action, maka orang tersebut akan cukup efektif dalam proses awal namun akan cenderung mudah menemukan stagnasi proses pada saat kedepannya. Kondisi ini sering diistilahkan juga dengan nama Kerja Keras, tapi tidak Kerja Cerdas.
Salah satu contoh ekstrem yang dapat digunakan adalah seorang musisi handal yang ingin mendapatkan penghasilan banyak dari musiknya tersebut. Tanpa Plan dan Check yang baik, ia akan dapat berpenghasilan dengan cara mengisi musik di cafe, namun dalam beberapa waktu ke depan, ia akan tetap berada pada posisi tersebut tanpa bisa meningkatkan penghasilannya secara signifikan. Namun jika ia memiliki Plan dan Check yang baik, ia tentu dapat membuat strategi yang dapat melipatgandakan penghasilannya dari bermusik, misalnya dengan menyusun strategi pemasaran yang tepat, membuat segmentasi pasar yang baik, mencari sponsor, mempersiapkan kompetensi tambahan yang diperlukan, dan lain-lain.
Kompetensi kedua yang diperlukan khususnya untuk mengimplementasikan Do dan Action yang baik adalah meningkatkan soft skill yang sesuai dengan rencana dan tujuan yang dibuat. Tahapan Do dan Action merupakan tahapan yang penting agar plan dan check yang dibuat bisa dieksekusi dengan baik. Tanpa soft skill yang tepat, Plan dan Check yang disiapkan akan berakhir pada istilah "omdo" alias "Omong Doang".
Kembali pada contoh di atas, tanpa do dan action yang baik, kondisinya sama dengan seorang yang ingin mendapatkan penghasilan yang besar dari bermain musik tapi tidak memiliki skill yang cukup handal untuk bermusik. Orang tersebut hanya mengerti teori dari strategi yang seharusnya dilakukan agar berhasil dalam bermusik dan berpenghasilan.
Selain pada soft skill yang berkaitan langsung dengan minat dan rencana yang dibuat, soft skill lainnya yang secara general harus dimiliki adalah kedisiplinan dalam menjalankan rencana.
Bagaimana meningkatkan Analytical Thinking dan softskill?
- Teori untuk meningkatkan Analytical Thinking hampir sama dengan teori lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan kecerdasan. Secara umum, meningkatkan kemampuan analytical thinking dapat dilakukan misalnya dengan meningkatkan kemampuan logika dengan berlatih matematika, menambah refrensi bacaan khususnya pada bacaan yang membutuhkan kemampuan penalaran, berlatih melihat sesuatu dari cara yang berbeda, dan lain-lain.
- Untuk meningkatkan softskill maka seseorang perlu menyelaraskan passion yang ia miliki, kompetensi yang dimiliki, dan kedisiplinan berlatih secara terus menerus.
Komentar
Posting Komentar
Test