Langsung ke konten utama

Time Value of "Effort"

Dalam ekonomi khususnya dalam pembahasan finance management, kita sering kali mendengar istilah time value of money. Secara sederhana teori ini dapat dijelaskan dengan contoh uang 100 ribu yang kita miliki tahun 2015 memiliki nilai yang berbeda dengan nilai 100 ribu di tahun 2050. Uang tersebut saat ini mampu membeli 5 kg beras dan pada beberapa puluh tahun kemudian, uang yang sama hanya mampu membeli 1 kg beras.

Dari konsep di atas, perubahan kemampuan daya beli uang dapat kita coba implementasikan pada sisi akitivitas lainnya yaitu yang berhubungan dengan "Effort" atau usaha dan kerja keras kita. Pada dasarnya effort sulit untuk dikuantitatifkan sebagaimana mata uang. Oleh karena itu, pada tulisan ini kita mencoba untuk mengasumsikan "effort" dapat diukur dengan ukuran waktu (Jam) serta dengan penjelasan CATERIS PARIBUS.

Kembali pada konsep time value of money dan time value of effort, kedua konsep ini menjelaskan bahwa nilai yang kita miliki saat ini akan berbeda dengan nilai dimasa yang akan datang. Pada time value of effort, kerja keras yang kita lakukan saat ini akan berbeda nilainya dengan kerja keras di masa yang akan datang. Dengan contoh ekstrem, terdapat 2 case sebagai perbandingan.

Case 1 : Diasumsikan sewaktu muda, kita bekerja keras selama 8 jam per hari dalam 10 tahun. Kerja keras ini misalnya dapat berupa belajar yang gigih di waktu muda.Setelah itu, kita hanya bekerja keras selama 1 jam per hari selama 30 tahun.

Dengan matematika sederhana, maka kerja keras yang kita lakukan selama 40 tahun adalah:
Total Effort 1 = (8 x10 jam) + (1 x 30 jam) = 120 jam.

Case 2 : Diasumsikan di waktu muda kita bersantai-santai sehingga 30 tahun pertama kita habiskan dengan bekerja keras selama 1 Jam per hari dan kemudian disisa 10 tahun umur kita, kerja keras kita adalah 8 jam per hari.

Mengacu pada perhitungan di atas, maka total effort kita adalah:
Total Effort 2 = (1 x 30 jam) + (8 x 10 jam) = 120 jam.

Dari kedua contoh di atas, total kerja keras yang dilakukan dalam case 1 dan case 2 sama-sama 120 jam. Namun demikian, apakah hasil dari kerja keras mereka secara keseluruhan akan sama? Pada perbandingan ini, contoh hasil yang lebih mudah dikuantitatifkan adalah hasil yang diukur dengan indikator keamanan finansial (asumsi lain adalah CATERIS PARIBUS).

Kemungkinan yang bisa muncul bisa kita coba asumsikan bahwa pada case 1, orang tersebut telah bekerja keras dengan cara menimba ilmu untuk kemudian digunakan sebagai dasar untuk mencari kerja, berwira usaha, dan berinvestasi. Dengan ilmu yang ia miliki, ia akan lebih mudah untuk mencari kerja dengan gaji yang lebih besar. Selain itu, ia memiliki kemampuan untuk mengelola finansial dalam berinvestasi sehingga pada kemudian hari, investasi yang ia tanamkan telah membuahkan return yang cukup. Dengan demikian, kerja keras yang relatif sedikit dapat memberikan keuntungan yang lebih dari cukup.

Pada case 2, Orang tersebut hanya bersantai di masa mudanya. Oleh karena itu, ia tidak punya kemampuan lebih untuk mencari penghasilan yang cukup. Pada 10 tahun terakhirnya, ia mulai bekerja keras yang jauh lebih gigih. Namun, dengan mempertimbangkan tak cukupnya kemampuan yang ia miliki, maka pekerjaan yang dapat dia lakukan hanya terbatas pada pekerjaan yang berpenghasilan kecil. Jadi, meskipun ia memberikan waktu ekstra untuk bekerja, penghasilan yang diperoleh hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dari penjelasan di atas, maka meskipun jumlah kerja keras yang dilakukan kedua orang tersebut adalah sama, namun penjelasan mengenai kapan kita melakukan kerja keras tersebut dapat memberikan dampak yang berbeda. Kerja keras yang dilakukan diwaktu muda, akan memberikan hasil berbeda jika dibandingkan seseorang baru bekerja keras di waktu tuanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inside & Outside the Box

Apakah lu pernah jadi saksi atau pelaku dari suatu pemecahan masalah dengan cara berfikir baru dan berbeda dari pada umumnya? Apakah lu berfikir ini merupakan salah satu contoh pemikiran " Think Outside The Box" ? Jika lu menjawab pertanyaan kedua dengan "Ya", berarti kita teammate yang perlu membaca buku Inside The Box karya Drew Boyd & Jacob Goldenberg". Setelah gw membaca buku tersebut, sepertinya gw harus melakukan redefinisi tentang " Think Outside the Box ". Konsep Think Outside the Box sepertinya merupakan tagline dari aktivitas apapun yang akan mengarah pada bagaimana kita akan berfikir secara lebih kreatif. Pada buku ini, ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kreativitas, maka melatih berfikir Inside the Box dapat menjadi salah satu cara yang sangat efektif. Selain itu akan dijelaskan mengenai perbedaan antara Think Outside the Box dibandingkan Inside the Box. Dengan kombinasi penulis yang berasal dari background berbeda, akadem...

"Mengapa Pria Tidak Bisa Mendengar dan Wanita Tidak Bisa Membaca Peta?"

Dari sejumlah pahlawan yang ada di Indonesia, pada tanggal 21 April kita akan menjadi lebih sering mendengarkan kisah "Kepahlawanan" Wanita dalam berbagai hal, misalnya keberhasilan Ibu Risma dalam memimpin Kota Surabaya, keberhasilan Ima Matul Maisaroh yang menjadi anggota Dewan Penasehat Presiden Obama, keberhasilan Merry Riana sebagai motivator internasional, dan sebagainya. Cerita keberhasilan ini kemudian akan merujuk pada pahlawan wanita Indonesia yaitu RA Kartini. Beliau dianggap pahlawan yang memperjuangkan hak wanita hingga untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana yang didapatkan kaum pria. Di era gadget telah menjadi alat yang efektif untuk membuat anak kecil berhenti menangis, perjuangan terhadap hak wanita diwujudkan dalam perjuangan mendapatkan persamaan gender. Tak mengherankkan sampai isu seksis ini merambah dunia politik dimana terdapat usulan untuk memberikan kuota jumlah anggota DPR dengan jenis kelamin wanita. Usulan ini diharapkan agar angg...

GE’s Jeff Immelt: The Voyage From MBA to CEO

Latar Belakang GE dirintis sejak tahun 1878 oleh Thomas Alva Edison yang dikagumi karena kejeniusannya sebagai penemu. Namun tak banyak yang mengetahui kepiawaiannya sebagai pionir di bidang usaha. Dengan menyelaraskan berbagai usaha untuk membawa suatu inovasi ke pasar, dia merintis jalur bagi GE sekarang. Saat ini, GE termasuk perusahaan yang memiliki diversivikasi bisnis dengan performa yang sangat gemilang sehingga perusahaan ini juga termasuk dalam the world’s leading diversified corporations. Sedangkan untuk jabatan di dalamnya, posisi CEO GE seringkali dianggap sebagai world’s most elite leadership position . Salah satu pemimpin tersukses yang dimiliki oleh GE adalah Jack Welch. Karena kesuksesan yang dimiliki, Pada tahun 1999 Jack Welch dinamakan sebagai “Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune. Pada tahun 2000, Jack Welch mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO GE. Dengan pengunduran diri tersebut, maka diperlukan adanya CEO baru yang dapat memimpin GE dengan lebih...