Latar Belakang
GE
dirintis sejak tahun 1878 oleh Thomas Alva Edison yang dikagumi karena kejeniusannya
sebagai penemu. Namun tak banyak yang mengetahui kepiawaiannya sebagai pionir
di bidang usaha. Dengan menyelaraskan berbagai usaha untuk membawa suatu
inovasi ke pasar, dia merintis jalur bagi GE sekarang. Saat ini, GE termasuk
perusahaan yang memiliki diversivikasi bisnis dengan performa yang sangat
gemilang sehingga perusahaan ini juga termasuk dalam the world’s leading
diversified corporations. Sedangkan untuk jabatan di dalamnya, posisi CEO GE
seringkali dianggap sebagai world’s most elite leadership position.
Salah satu pemimpin tersukses yang dimiliki oleh GE adalah
Jack Welch. Karena kesuksesan yang dimiliki, Pada tahun 1999 Jack Welch dinamakan sebagai
“Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune. Pada tahun 2000, Jack Welch
mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO GE. Dengan pengunduran diri
tersebut, maka diperlukan adanya CEO baru yang dapat memimpin GE dengan lebih
baik lagi kedepannya.
Sebagaimana yang disampaikan pada paragraf sebelumnya, Jack
Welch menjadi salah satu CEO tersukses dalam sejarah GE. Dari kesuksesan
tersebut, akan menjadi hal lazim jika dalam persepsi stakeholder terjadi
kesangsian mengenai CEO pengganti Jack Welch, apakah CEO tersebut dapat
melanjutkan kesuksesan Jack Welch.
Tantangan
lain yang dihadapi oleh Immelt berasal dari faktor eksternal. Penunjukan Immelt
menjadi CEO terjadi pada saat yang cukup menantang, yaitu kondisi dimana pada
saat baru mejabat selama 4 hari, gedung World Trade Center ditabrak oleh
pesawat yang dibajak oleh teroris. Hal ini tentu mengkhawatirkan pihak
stakeholder atas kepemimpinan yang baru dalam menjalankan perusahaan.
Analisis & Pengembangan
Sejak
berdiri, GE telah membangun kerangka fundamental yang dianggap cukup kuat untuk
menjadikan perusahaan tetap sustain dalam menjalankan aktivitas bisnisnnya.
Kerangkan fundamental ini disebut LATIN yang merupakan singkatan atas Leadership, Adaptability, Talent, Influence,
Network. Kerangka ini menjadi fundamental bagi setiap CEO untuk memimpin
perusahaan. Dalam hal strategi bisnis, masing-masing CEO akan memiliki strategi
yang berbeda-beda. Namun semua strategi tersebut masih merupakan turunan dari
kerangka fundamental ini.
Leadership.
Selama bertahun-tahun, GE telah mampu memilih pemimpin-pemimpin yang mau
berbagi, baik wewenang mampun penghargaan-penghargaan. Kesepuluh orang pemimpinnya, masing-masing dengan masa
tugas rata-rata selama 12,6 tahun, memiliki keperibadian, keahlian, dan
kemampuan yang sangat berbeda-beda, yang telah melebur dengan
kebutuhan-kebutuhan khusus dari perusahaan pada saat itu. Bahkan sejak awal, GE
telah memiliki pendekatan kepemipinan kolektif. GE telah secara aktif dan
sistematik mengumpulkan pandangan serta rekomendasi dari para anggota tim
manajemennya. Manfaat dari pendekatan ini mungkin sudah cukup jelas – namun
banyak perusahaan gagal menerapkannya
Adaptability.
Managemen GE telah berhasil mengantisipasi dan merespons pergeseran-pergeseran
besar dalam pasar. Dengan mengandalkan kekuatan-keuatan serta berbagai sumber
dayannya yang bersifat inheren, perusahaan beralih dari suatu perusahaan yangunggul dalam menhasilkan
sistem dan produk elektrik menjadi suatu perusahaan multiindustri global dengan
tingkat diversifikasi yang tinggi
Talent.
Para pemimpinnya secara konsisten telah melakukan investasi pada upaya-upaya
berkelanjutan dalam mengembangkkan keahlian-keahlian karayawannya yang
berbakat, berbasiskan periode karier mereka pada fungsi jabatan umum. GE
melakukan upaya lebih jauh daripada sekedar pelatihan sederhana dalam
pendekatannya terhadap bakat. GE mengebangkan kemampuan dan kesediaannya untuk
menerapkan hal yang disebut sebagai suatu pendekatan “portfolio sumber daya
manusia” yang menevaluasi seluruh tenaga professional dan para manajer kunci
dalam perusahaan serta memusatkan perhatiannya hanya keapda mereka yang
melakukan kecurangan.
Influence.
Pengalaman GE yang panjang tersebut tidak hanya menggarisbawahi pada pentingnya
mengetahui harapan/ekspektasi dan kebutuhan yang berbeda-beda dari
organisasi-organisasi pemangku kepentingan kunci, tetapi juga bersikap selektif
dalam menanggapi ekspektasi dan kebutuhan yang berbeda-beda tersebut.
Network.
Sejak awal pendiriannya, GE telah menjalankan kebijakan-kebijakan finansial
yang sangat konservatif dan disiplin, membuatnya mendapatkan peringkat kredit
AAA. GE telah mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut melalui suatu
sistem manajemen terintegrasi, yang disebut sebagai “jaringan kerja”
Dari
5 aspek yang menjadi pegangan perusahaan ini, terlihat bahwa perusahaan telah
memberikan concern lebih pada
pengelolaan SDM yang sangat baik. Hal ini tercermin dari munculnya 2 aspek yang
sangat berkaitan dengan pengelolaan SDM yaitu talent dan leadership.
Kedua aspek ini dapat terlihat pada implementasi strategi berikut:
Building the Talent Machine: History of GE’s HR
Practices
Dalam karakter
bisnis yang dimiliki oleh GE, mereka memiliki diversifikasi produk yang cukup
banyak. Konsekuensi dari karakter bisnis ini adalah dibutuhkan manager yang
memiliki pemahaman sangat baik dari masing-masing produk. Untuk menopang hal
tersebut, GE merasa perlu untuk menghasilkan sistem yang tepat. Salah satu
strategi yang dilakukan adalah dengan mengalokasikan biaya training &
development yang cukup besar. Tak cukup hanya memberikan pelatihan, sistem yang
dibangun juga berkaitan dengan aspek organisasi. GE membentuk posisi yang
sangat berkaitan dengan strategic planning process. Posisi ini akan membantu
manager memantau orang-orang yang memiliki kemampuan penyusunan strategi yang
sangat baik.
The Making of a CEO: The Rise and Rise of Jeff Immelt
Proses untuk
menghasilkan CEO yang hebat merupakan tahapan panjang yang harus diberikan
kepada karyawan-karyawan terbaik yang dimiliki perusahaan. Tahapan tersebut
dapat dimulai sejak rekrutmen awal untuk mendapatkan sourcing channel terbaik. Pada awal kemunculan Jeff sebagai lulusan
MBA di Harvard Business school, ia telah dilihat sebagai orang yang memiliki
potensi yang sangat besar. Kemudian setelah proses perekrutan, Jeff
pertama-tama harus masuk pada tahapan building skills di GE Plastics. Setelah
membangun kompetensi yang ia miliki di GE Plastics, Jeff dihadapkan pada
tahapan kedua yaitu The Turnaround Test
di Appliances. Pada saat itu, kondisi Appliances tidak terlalu baik sehingga
perusahaan tersebut telah dihadapkan
pada pilihan “sink or swim”. Dengan
kehadiran jeff di Appliances, perusahaan tersebut mampu bangkit sehingga jeff
dianggap telah mampu mengatasi tantangan yang diberikan. Setelah dari
Appliances, Jeff kembali ke GE Plastic untuk kemudian bertanggung jawab atas proses
marketing yang bersifat global. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah adanya
over budget yang kemudian harus ditindaklanjuti dengan proses efisiensi. Di
tahapan ini, jeff harus belajar bagaimana menghasilkan proses yang efisien.
Dari beberapa tahapan
yang dilalui jeff pada masing-masing perusahaan, ia kemudian diperkenankan
untuk menyatukan semua ilmu dan pengalaman tersebut pada GE Medical Systems.
Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki, lagi-lagi jeff mampu
meningkatkan secara drastis pendapatan perusahaan. Oleh karena kesuksesannya
tersebut, jeff masuk dalam radar utama persiapan kandidat pengganti Welch yang
dalam waktu dekat akan pension. Pada akhirnya, dengan keberhasilan yang selalu
dicatatkan, kepemimpinan CEO GE dipercayakan kepada dirinya.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Untuk
menghasilkan kepemimpinan yang baik, sistem yang dibangun oleh perusahaan harus
bersifat komprehensif. Kepemimpinan akan berawal dari pengelolaan karyawan
secara keseluruhan dengan baik. Kemudian, dari total karyawan tersebut, akan
muncul orang-orang yang memiliki performa di atas rata-rata dan dengan sikap
kepemimpinan yang sangat baik. Dari orang-orang tersebut, dibangunlah sistem
leadership yang dengan segmentasi yang lebih menyempit. Suksesi kepemimpinan ini
diharapkan dapat menghasilkan pemimpin terbaik. Pada kesempatan berikutnya,
pemimpin ini akan diberikan keleluasaan untuk memimpin perusahaan dengan
caranya masing-masing.
Dari
proses komprehensif sistem pengelolaan SDM GE di atas dan kemampuan individu yang
dimiliki oleh Jeff immelt sebagai CEO, ia mampu muncul
sebagai salah satu dari “CEO Terbaik Dunia” sebanyak tiga kali oleh Barron’s.
Selain itu, sejak beliau menjabat sebagai CEO, GE telah dinobatkan sebagai
“Perusahaan Paling Disegani di Amerika” dalam suatu jajak pendapat yang
diadakan oleh majalah Fortune serta satu dari “Perusahaan Paling Dihormati di
Dunia” dalam jajak pendapat oleh Barron’s dan Financial Times.
Daftar Pustaka
Barlett,
Cristopher & Mclean, Andrew (2007), “GE’s Jeff Immelt: The Voyage from MBA
to CEO”. Harvard Business School, 9 – 307 – 056.
Rothschild,
William (2007). “The Secret to GE’s success”. Penerbit Salemba Empat : Jakarta
Komentar
Posting Komentar
Test