Dalam beberapa success story, seringkali disampaikan
contoh orang-orang yang sukses meskipun mereka tidak sekolah atau drop out dari
Perguruan Tingginya. Setelah itu, akan muncul pertanyaan pada segelintir orang,
apakah memang sekolah tidak penting dan tidak berpengaruh pada kesuksesan?
Menurut gw, kesuksesan adalah
kombinasi dari pengetahuan dan keberanian. Yang dimaksud dengan pengetahuan
adalah kemampuan untuk mengetahui informasi internal dan eksternal. Pada
dasarnya, konsep penguasaan terhadap internal dan eksternal juga sejalan dengan
konsep manajemen khususnya pada strategi SWOT.
Strength dan Weakness lebih mengarah pada kemampuan kita mengenali diri sendiri. Sedangkan Opportunity dan Threat merupakan kemampuan kita menganalisa kondisi eksternal. Ketika kita mengetahui dengan baik mengenai diri kita sendiri, maka kita akan mengetahui Strength dan Weakness kita untuk kemudian dikombinasikan dengan passion yang dimiliki. Kemudian, dengan mengetahui kondisi eksternal dengan baik, maka kita dapat memilih prioritas kemampuan internal apa yang harus dikembangkan untuk menghadapi Opportunity dan Threat yang ada.
Strength dan Weakness lebih mengarah pada kemampuan kita mengenali diri sendiri. Sedangkan Opportunity dan Threat merupakan kemampuan kita menganalisa kondisi eksternal. Ketika kita mengetahui dengan baik mengenai diri kita sendiri, maka kita akan mengetahui Strength dan Weakness kita untuk kemudian dikombinasikan dengan passion yang dimiliki. Kemudian, dengan mengetahui kondisi eksternal dengan baik, maka kita dapat memilih prioritas kemampuan internal apa yang harus dikembangkan untuk menghadapi Opportunity dan Threat yang ada.
Faktor kesuksesan kedua adalah
mengenai keberanian untuk mengambil tindakan. Pepatah lama masih berlaku,
semakin tinggi pohon, semakin kuat anginnya. Seringkali kita memiliki kemampuan
dan kesempatan untuk melakukan suatu tindakan yang baik, tapi dengan
mempertimbangkan resiko yang mungkin muncul, kita akhirnya mengurungkan niat
kita tersebut. Contoh sederhana, seorang karyawan merasa bahwa karirnya kedepan
di suatu perusahaan tidak terlalu baik dan seharusnya ia lebih cocok menjadi
wirausaha, namun karena khawatir akan penghasilannya berwirausaha lebih kecil
dibandingkan dengan pekerjaan saat ini, ia mengurungkan niatnya untuk
berwirausaha.
Dari penjelasan di atas, maka
kesuksesan akan muncul ketika kita bisa memiliki pengetahuan dan keberanian
dengan baik. Kemudian kembali pada pertanyaan di atas, apakah sekolah tidak
penting dan tidak berpengaruh pada kesuksesan?
Sekolah merupakan tempat
berkumpul untuk melakukan proses belajar mengajar. Apa yang dipelajari dalam
proses tersebut bersifat general sesuai dengan kurikulum yang dianggap penting
oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Standarisasi materi pembelajaran
berdampak pada munculnya materi-materi yang tidak berpengaruh pada cita-cita
dan passion segelintir siswa. Hal ini memang wajar, karena proses standarisasi
dalam hal apapun tidak dapat mengakomodasi beragamannya kepentingan
stakeholder.
Pada saat berada dibangku
sekolah, tidak banyak siswa yang benar-benar mengetahui apa yang diinginkannya
kedepan. Hanya sedikit orang-orang yang mengetahui minatnya dengan baik sejak
dini, misalnya Susi Pudjiastuti. Meskipun berpredikat juara kelas, ia tetap meninggalkan
bangku SMA dikarenakan ia merasa apa yang diperlukannya kedepan tidak diajarkan
dibangku sekolah. Dengan passion berwirausaha, pada akhirnya ia terbukti
berhasil menjadi pengusaha meskipun hanya tamatan SMP. Contoh lainnya bisa
muncul ketika kita membaca biografi para innovator dunia seperti Bill Gates,
Steve Jobs, dan Mark Zuckerberg.
Efek samping dari fenomena ini
adalah munculnya orang-orang yang tidak bersungguh-sungguh dalam belajar di
sekolah karena berkiblat dari kesuksesan orang-orang yang tidak lulus sekolah.
Yang perlu ditegaskan kembali adalah bahwa orang-orang tersebut di atas
berhenti sekolah bukan karena mereka tidak mampu mengikuti proses belajar
mengajar, tetapi mereka mengetahui lebih awal ilmu apa yang mereka perlukan
untuk sukses kedepan. Dan ilmu tersebut tidak diajarkan di sekolah.
Orang-orang sukses di atas telah
lebih awal mengkombinasikan antara pengetahuan dan keberanian. Mereka
mengetahui kemana mereka akan pergi kedepannya, ilmu apa yang diperlukan, dan
berani mengambil langkah tidak populer tersebut.
Bagaimana dengan orang-orang yang
belum mengetahui dengan baik cita-cita dan arah hidupnya kedepan? Ketika kita
masih dalam proses mencari jati diri yang sebenarnya atau cita-cita yang ingin
kita capai memang harus melalui proses pendidikan formal, maka mengikuti dengan
baik dan bahkan berprestasi dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah
merupakan pilihan yang tepat. Berdasarkan penelitian, orang-orang sukses di
dunia masih didominasi oleh orang yang menyelesaikan pendidikan tinggi dengan
baik. Selain itu, dengan pendidikan yang baik, opsi-opsi untuk berkembang
kedepan menjadi lebih banyak.
Komentar
Posting Komentar
Test