Dalam salah satu jurnal yang gw baca tentang Dynamic Capability, terdapat hubungan yang signifikan antara Competition Degree terhadap Firm Performance. Penggunaan kerangka konsep tersebut harusnya bisa diperlakukan juga pada kehidupan manusia walaupun merupakan objek yang berbeda dengan perusahaan.
Dalam scope kecil, cara mendefinisikan konsep kompetisi akan berdampak banyak pada outcome yang kita terima berikutnya. Jika melihat dari sudut pandang result oriented, kompetisi akan berpotensi diartikan sebagai proses untuk mendapatkan winner dan loser.
Mindset ini kemudian bisa diimplementasikan masing-masing orang dengan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemenang. Jika kita bergeser pada sudut pandang process oriented, kompetisi akan memposisikan setiap orang sebagai peserta yang berusaha untuk menjadi lebih baik dengan cara yang lebih baik. Kemenangan merupakan bonus tambahan atas upaya perbaikan yang telah ia lakukan. Dengan sudut pandang ini, kompetisi merupakan salah satu cara kita untuk mengukur apa yang kita lakukan.
Dalam pengukuran, konsep membandingkan secara internal dan eksternal merupakan hal umum yang sudah kita ketahui. Dengan kompetisi, seharusnya ini menjadi bagian dari kita melakukan pengukuran secara eksternal, seberapa baik kemampuan dan hasil yang kita peroleh dibandingkan dengan orang-orang di lingkungan kita. Sedikit mengutip konsep management, "What we can't measure, we can't manage".
Dengan terus berkompetisi, kita tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki, (Puas tidak sama dengan bersyukur. Baca : Do & Done), selalu berusaha menjadi yang terbaik dengan selalu memperbaiki segala kekurangan-kekurangan sebelumnya. Perbedaan utama orang tua dan anak muda adalah keinginan mereka untuk terus berkompetisi. Jiwa muda selalu berusaha ingin berkompetisi agar terus terpacu untuk menjadi diri yang lebih baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator tua muda bukan masalah usia, tapi masalah idealisme dan semangat berkompetisi untuk ngepush perbaikan dalam diri.
Konsep kompetisi yang terpenting untuk diperhatikan adalah, Why dan How
nya. Untuk berkompetisi, perlu dipastikan kita berkompetisi ditempat
dan alasan yang baik. Sedangkan saat berkompetisi, pastikan kita
menggunakan cara-cara yang baik.
Dengan menaikkan lagi helicopter view kita, kompetisi dapat dijadikan salah satu cara efektif untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap urgensi dari suatu kondisi. Perdebatan telur ayam dalam menentukan apakah kompetisi atau minat masyarakat yang lebih dulu harus muncul merupakan hal yang lazim terjadi. Seringkali pihak tertentu tidak mau mengadakan kompetisi jika minat orang-orang untuk menjadi peserta masih kecil. Di sisi mata uang lainnya, kita berharap dengan kompetisi, orang-orang mulai menyadari pentingnya suatu hal sehingga mau menjadi salah satu partisipannya.
Sejak menyadari pentingnya teknologi sebagai fondasi kemajuan, Jepang sangat aktif untuk memunculkan kompetisi-kompetisi kecil yang dapat menjangkau seluruh masyarakatnya. Dalam dunia akademik, dengan mempertimbangkan pentingnya publikasi jurnal untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Negara kita secara keseluruhan, mulai banyak universitas-universitas yang menyelenggarakan call for paper. Oleh karena itu, peningkatan kualitas akan mulai ditandai dengan pertumbuhan kompetisi yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.
Komentar
Posting Komentar
Test