"Undangan Pernikahan Udin Marzuki, SE., M.Sc., PhD dengan dr. Mutmainah pada hari ini, 14 Februari 2016".
Contoh di atas adalah salah satu tempat dimana kita bisa mencantumkan gelar pendidikan yang telah kita peroleh. Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena mengenai pencantuman gelar pendidikan pada nama seseorang tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda. Ada yang cenderung namanya gak boleh terpisahkan dengan gelar yang dimiliki, ada yang kadang menulis dan gak (mungkin ini golongan orang labil), dan ada yang kadang hampir gak pernah menulis gelar tersebut. Alasan dari pilihan yang diambil beraneka ragam. Beberapa memang tipikal orang yang mau pamer kemudian menyombongkan diri, atau ada juga yang menganggap itu sebagai media untuk menjual kualitas diri, atau ada beberapa orang yang tidak ingin menyombongkan apa ilmu yang telah ia miliki, dan alasan-alasan lainnya.
Gw sendiri tipikal yang jarang mencantumkan gelar di setiap nama gw, tapi hal ini bukan berarti gw gak setuju dengan hal sebaliknya. Pada tulisan ini, gw gak bakal bahas mengenai alasan orang yang menuliskan gelarnya karena pengen pamer, karena orang-orang itu besar kemungkinan bakal beli ijazah jika memungkinkan (He3. Su'udzon banget gw yah). Kemudian akan muncul pertanyaan, apakah penting mencantumkan gelar pendidikan?
Case 1
"Cinta pada pandangan pertama" (Kok maksa banget yah ngubungin cinta dengan masalah ini). Kesan pada awal pertemuan akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap seseorang untuk waktu yang cukup lama. Dari sekian banyak jenis pekerjaan, ada beberapa yang mengharuskan kita memberikan kesan pertama yang sangat impresif kepada calon partner kita termasuk pelanggan. Jika kita sebagai freelancer profesional yang akan menawarkan jasa konsultasi, tentu kita harus mempermudah calon customer kita untuk menganggap bahwa kita adalah orang yang cerdas dan mampu menyelesaikan masalah mereka. Membangun keyakinan pelanggan itu sangat penting meskipun kita belum bertindak apa-apa. Hal ini sama dengan fenomena efek plasebo yang dapat menyembuhkan penyakit walaupun obat yang diminum hanya pil yang terbuat dari tepung biasa.
Dengan mencantumkan gelar pendidikan yang panjangnya ngalah-ngalihin gerbong kereta api itu, setidaknya kita telah melakukan salah satu cara agar terlihat cerdas. Apakah ini jadi cara terbaik agar terlihat cerdas? Belum tentu, tapi setidaknya ini salah satu cara formal yang paling efektif. Mungkin ada yang berpadangan, orang cerdas itu tetap akan terlihat cerdas walaupun tanpa ada gelar pendidikan apapun. Fix, gw sangat setuju. Tapi bagaimana jika pertemuan kita dengan seseorang hanya diagendakan 30 menit? Apakah kita bakal bisa memperlihatkan kecerdasan kita dengan maksimal. Menurut gw belum tentu semua orang bisa melakukannya. Salah satu contoh ekstrem yang sederhana, pertayaan Sir Isaac Newton mengenai kenapa buah apel jatuh kebawah. Seandainya yang nanya itu adalah gw di jaman itu, tentu gw bakal dibilang bego abisssss sama masyarakat setempat. karena sudah pasti jawabannya karena benda memang jatuh dari atas ke bawah. Karena yang bertanya hal tersebut adalah orang yang kita ketahui sebagai orang yang pintar, maka kita akan gak semudah itu ngatain dia bego. "Jangan melihat apa yang ditanyakan, tapi liatlah siapa yang mempertanyakan" (Gw, 2015). Jadi, dalam waktu yang singkat, komunikasi yang kita lakukan belum tentu bisa membuat orang membedakan kita adalah orang yang cerdas, bego, atau sedang-sedang, karena pertanyaan yang akan kita keluarkan kemungkinan sama meskipun dengan alasan bertanya yang berbeda-beda.
Selanjutnya seperti yang gw bilang di atas bahwa gw bukan termasuk orang yang sering mencantumkan gelar pendidikan gw. Hal ini dikarenakan tipe kerjaan gw bukan tipikal pekerjaan yang mengharuskan agar kesan pertama terlihat sebagai orang cerdas. Berbeda dengan pekerjaan seperti konsultan (dhi. konsultan perorangan) yang akan bertemu dengan banyak partner atau calon partner baru setiap hari, gw bekerja dan bertemu dengan orang yang hampir sama setiap harinya. Untuk tipikal pekerjaan ini, kecerdasan seseorang lambat laun akan terlihat dengan sendirinya. Dalam kondisi ini, gak perlu sok cerdas atau berlebihan nonjol-nonjolin kecerdasan, karena ketika kita cerdas, maka otomatis secara alami akan terlihat. Bahkan kecerdasan kita akan terlihat oleh orang lain yang belum pernah melihat kita.
To be continued.. (Kalo ingat)
Komentar
Posting Komentar
Test