Langsung ke konten utama

My Dream? (And My Proposal)

Dalam beberapa kesempatan, sering beberapa pihak mengatakan bahwa gw memiliki kemampuan public speaking yang lumayan bagus (gak apa2 yah sekali-sekali GR). Secara profil kepribadian DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Conscience), gw termasuk orang yang cenderung memiliki kepribadian Influence, bahkan influence murni. Influence murni adalah kepribadian yang konsisten muncul baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi tertekan. Dari kecenderungan tersebut, maka beberapa tipe pekerjaan yang sesuai buat gw adalah Salesperson, Pengajar, dll.

Namun saat ini, gw "terjebak" dalam pekerjaan di Perbankan. Industri perbankan secara umum merupakan industri yang memiliki remunerasi yang cukup kompetitif dibandingkan industri lainnya, bahkan sekalipun dibandingkan dengan negara Singapura yang memiliki living cost cukup tinggi, industri perbankan Indonesia tak kalah bersaing. Selain itu, dengan status BUMN, menurut Gen X, ini merupakan tempat yang aman untuk berkarir sampai pensiun. Sedikit dari beberapa hal positif ini tentu saja menjadi cukup alasan untuk "terjebak" di comfort zone pekerjaan.

Namun demikian, gw pun tidak bisa membohongi darah "mengajar" dari seorang ibu yang berprofesi sebagai guru. Gw tetap memiliki keinginan dalam hati untuk tetap menjadi seorang pengajar suatu hari nanti. Dari keinginan tersebut, gw sering kali telah membayangkan ide apa yang gw gunakan jika gw suatu saat akan berkarir sebagai seorang dosen.

Jika suatu saat gw menjadi Dosen, maka:

Hal pertama yang gw ingin lakukan adalah menentukan Visi kedepan. Jikapun gw terlibat dalam dunia pendidikan, maka gw akan memilih mengabdi di Universitas Mulawarman sebagai tempat gw menimba ilmu S1. Pilihan prioritas lainnya adalah mengabdi di Perguruan Tinggi apapun yang ada di daerah asal gw, Nunukan. Dengan memperhatikan alternatif tempat gw mengabdi adalah bukan merupakan Top University di Indonesia, apalagi di Dunia, maka Visi gw adalah ingin menjadikan Perguruan Tinggi ini masuk dalam kategori World Class University dalam 20 tahun kedepan. Adapun definisi World Class University menurut gw adalah perguruan tinggi yang masuk dalam daftar Perguruan Tinggi yang dipublikasikan oleh QS Universities. Dari subjektivitas gw, pemeringkat Universitas ini yang paling kredibel. Hal ini dengan mengacu pada metodologi yang digunakan dan kredibilitas media pemberitaan yang menggunakan daftar yang dihasilkan oleh QS Universities. Dari 100 Perguruan Tinggi diseluruh dunia yang masuk dalam daftar tersebut, Indonesia hanya menyumbangkan 8 Perguruan Tinggi.

Untuk menggapai visi tersebut, maka hal yang perlu diperhatikan adalah aspek apa yang menjadi hal penting dalam dunia pendidikan sekaligus yang direpresentasikan dalam aspek penilaian QS Universities. Dalam metode pemeringkatan, disampaikan 4 aspek yang digunakan yaitu 1) Academic Reputation, 2) Employer Reputation, 3) Research Citation per Paper, dan 4) H-Index. Dengan demikian dalam pengoperasionalisasiannya, gw tidak hanya akan menjadi seorang dosen tetapi juga manager. Dalam dunia pendidikan seperti ini, maka karakter pekerjaannya tidak jauh berbeda dengan karakter pekerjaan pada organisasi lainnya, yaitu perlunya memperhatikan Dual Career Path Management (CPM). Dual CPM adalah ketersediaan jalur karir seseorang berdasarkan karakteristik pekerjaan yaitu Specialist dan Managerial. Konteks Specialist dan Managerial dalam artikel ini bukan bertujuan untuk membahas masalah karir kedepan, tetapi lebih kepada hal apa yang apa ingin gw kerjakan. Dalam pendidikan, tentu kemampuan teknis dalam mengajar merupakan hal penting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa. Namun untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, kemampuan spesialis ini tentunya tidaklah mencukupi. Kemampuan berikutnya yang harus dimiliki adalah kemampuan manajerial yang diimplementasikan bagaimana kita melakukan pengelolaan terhadap segala aspek yang dibutuhkan dalam pendidikan tersebut. Aspek manajerial ini tentu terlihat dari peran kita dalam suatu Dekanat atau Rektorat.

Jika berbicara masalah strategi, tentu kebanyakan orang akan mulai mempermasalahkan keterbatasan anggaran dalam melakukan kegiatannya. Oleh karena itu, strategi awal yang menurut gw penting dan applicable dari segi anggaran, adalah sebagai berikut:
  1. Sebelum digunakan dalam secara keseluruhan, tentu setiap strategi baru perlu dilakukan piloting dalam skala yang lebih kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan focusing pada tingkatan fakultas terlebih dahulu.
  2. Mengupgrade kualitas mahasiswa agar bisa memiliki kualitas internasional. Hal ini tentu saja berawal dari keharusan penguasaan bahasa inggris oleh mahasiswa dan dosen. Gw menyadari bahwa mahasiswa kalimantan sebagai resources proses pendidikan secara umum belum sebaik mahasiswa di Jawa (Alasan atas pendapat ini akan disampaikan pada artikel terpisah). Dengan kondisi tersebut, maka perlu peningkatan kualitas Bahasa Inggris secara bertahap. Pada tahun pertama, akan disediakan 5 kelas, 6 hari x 8 jam dalam seminggu, selama 1 tahun full. Setiap mahasiswa diberikan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggrisnya dalam waktu setahun. Pada tahun kedua, semua literatur harus telah menggunakan literatur berbahasa inggris, namun proses belajar mengajar masih menggunakan Bahasa Indonesia. Pada tahun ketiga, setidaknya ada 2 mata kuliah yang dalam proses pengajaran sehari-hari harus menggunakan bahasa inggris. Pada tahun terakhir, separuh dari seluruh mahasiswa harus menggunakan bahasa inggris. Biaya yang dibutuhkan atas strategi ini, hanya 5 pengajar x Gaji per jumlah pengajar, sekitar 30 juta kali yah. Kalo gak salah, biaya cleaning service sebulan di fakultas juga segitu.
  3. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses, tentu hal ini membutuhkan dukungan teknologi. Pada tahap awal, berhasil mengubah mindset seseorang menjadi IT minded itu sudah alhamdulillah. Dalam penggunaan teknologi, sebenarnya gak harus langsung investasi pada biaya yang cukup besar. Masih banyak fasilitas yang bersifat gratis. Contoh sederhana adalah, untuk meningkatkan kualitas siswa, maka dalam proses belajar mengajar, perlu dilakukan pretest dan post test. Untuk menghemat waktu, pengajar bisa menggunakan tools Google Docs secara gratis. Dengan kemudahan ini, maka pengajar akan bisa lebih sering melakukan evaluasi dalam setiap pertemuan.
  4. Untuk mendukung Employer Reputation, maka secara bertahap perlu meningkatkan penyerapan mahasiswa oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki reputasi cukup bagus. Pada tahap awal, mungkin bisa menargetkan perusahaan-perusahaan besar nasional yang kemudian meluas pada perusahaan multinasional. Sebagai orang yang bekerja dibidang HR dan berkaitan dengan pemilihan sourcing channel rekrutmen yang efektif, terdapat perselisihan antara persepsi freshgraduates yang mencari kerja dan persepsi perusahaan yang mencari jobseeker. Menurut freshgraduate, sangat sulit mencari pekerjaan, sedangkan menurut perusahaan, sangat sulit mencari lulusan yang memenuhi kriteria. Menurut gw, kedua persepsi ini harusnya bisa diminimalisir dengan seringnya perguruan tinggi menjalin kerjasama dengan perusahaan besar. Kerjasama yang dipilih tentu kerjasama yang tidak berdampak signifikan pada biaya. Contohnya adalah, jika diminta oleh perguruan tinggi untuk sharing di forum mahasiswa, perusahaan besar sebenarnya tidak terlalu keberatan. Karena hal ini bisa menguntungkan kedua belah pihak. Buat mahasiswa, ini bisa menambah pengalaman dan pengetahuan mereka, sedangkan buat perusahaan, ini bisa menjadi media untuk meningkatkan Top of mind freshgraduate terhadap perusahaan tersebut ditengah talent war serta bisa juga menjadi bentuk CSR perusahaan terhadap dunia pendidikan.
  5. Strategi lainnya yang bisa dilakukan adalah memberikan fasilitas Scholarship Preparation. Jika ingin memberikan fasilitas beasiswa keluar negeri bagi mahasiswa, tentu ini merupakan hal yang sulit terutama dilihat dari aspek biaya. Bisa dibayangkan, biaya kuliah S2 di luar negeri itu rata-rata bisa menghabiskan sampai 1-2 Miliar Rupiah. Dengan fasilitas scholarship preparation, tentu biaya yang dikeluarkan hanya sebatas biaya pengajar untuk ningkatin lagi kemampuan bahasa inggris, penulisan essay, dll. Dengan program ini, diharapkan lulusan bisa lebih mudah mendapatkan beasiswa dari pihak ketiga seperti Aminef, Australian Award, dll. Jika mahasiswa tersebut lulus, terdapat beberapa manfaat yang bisa didapatkan oleh Universitas, misalnya 1) meningkatkan engagement mereka terhadap universitas sehingga bisa menjadi sumber pengajar yang berkualitas, 2) jika setelah lulus S2 di luar negeri mereka ingin bekerja di luar negeri juga, ini bisa menjadi cara awal untuk ningkatkan employer reputation dalam skala internasional.
  6. Agar semua ini bisa efektif, maka capabilitas pengajar juga perlu ditingkatkan. Strategi ini bisa mengkombinasikan komposisi benchmarking ke perguruan tinggi lainnya serta menyediakan program Training for Trainer (TFT). Dari segi biaya, tentu lebih murah menyelenggarakan program TFT ini secara konsisten dibandingkan mengirimkan banyak Dosen untuk benchmark ke luar kota.
  7. Agar proses percepatan perubahan yang berkelanjutan terus bisa dilakukan, maka dari sisi manajerial, perlu dilakukan penyesuaian komposisi pejabat kampus dengan mengkombinasikan pejabat yang berpengalaman dan pejabat muda. Kombinasi ini akan menyeimbangkan agresivitas anak muda dalam berinovasi secara terus menerus dan konservatisme orang yang berpengalaman dalam menchallenge ide-ide anak muda tersebut. Perlunya peran anak muda dalam melakukan hal-hal penting bukan menjadi hal yang tabu lagi. Contoh seperti mark zuckerberg, nadiem makarim, dan lain-lain sudah menjadi familiar dalam peran perubahan yang berdampak sangat besar.
  8. Berbagi tanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan merupakan hal yang penting untuk mempercepat perbaikan. Salah satu stakeholder perguruan tinggi yang bisa mengambil peran tersebut adalah Organisasi Mahasiswa. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan salah satu pergerakan yang bisa dengan cepat melebur dalam perbaikan upaya perbaikan kualitas mahasiswa. Beberapa manfaat dari Organisasi Mahasiswa diantaranya adalah 1) Meningkatkan kemampuan leadership. Kemampuan leadership ini sangat penting sebagai bekal softskill bagi mahasiswa setelah lulus. Bahkan beberapa perusahaan yang memiliki accelerated recruitment program, mereka sangat memperhatikan pengalaman organisasi seseorang. 2) Mengisi kekurangan dari ilmu yang diperoleh perkuliahan resmi. Contoh mengisi kekurangan tersebut adalah menyelenggarakan program yang penting namun tidak diajarkan di kelas. Contoh lainnya adalah pengorganisasian Asisten Dosen untuk memperjelas materi yang telah diajarkan dikelas sebelumnya.
Demikian strategi yang menurut gw bisa digunakan dalam meningkatkan kualitas pendidikan perguruan tinggi khususnya di daerah gw, kalimantan.

Disclaimer: Tulisan ini tidak dilakukan dengan pengkajian yang komprehensif. Hanya penuangan ide yang muncul sekitar 5 jam yang lalu. Daripada ngumpet dikepala, mending dituangin ditulisan. He3.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inside & Outside the Box

Apakah lu pernah jadi saksi atau pelaku dari suatu pemecahan masalah dengan cara berfikir baru dan berbeda dari pada umumnya? Apakah lu berfikir ini merupakan salah satu contoh pemikiran " Think Outside The Box" ? Jika lu menjawab pertanyaan kedua dengan "Ya", berarti kita teammate yang perlu membaca buku Inside The Box karya Drew Boyd & Jacob Goldenberg". Setelah gw membaca buku tersebut, sepertinya gw harus melakukan redefinisi tentang " Think Outside the Box ". Konsep Think Outside the Box sepertinya merupakan tagline dari aktivitas apapun yang akan mengarah pada bagaimana kita akan berfikir secara lebih kreatif. Pada buku ini, ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kreativitas, maka melatih berfikir Inside the Box dapat menjadi salah satu cara yang sangat efektif. Selain itu akan dijelaskan mengenai perbedaan antara Think Outside the Box dibandingkan Inside the Box. Dengan kombinasi penulis yang berasal dari background berbeda, akadem...

"Mengapa Pria Tidak Bisa Mendengar dan Wanita Tidak Bisa Membaca Peta?"

Dari sejumlah pahlawan yang ada di Indonesia, pada tanggal 21 April kita akan menjadi lebih sering mendengarkan kisah "Kepahlawanan" Wanita dalam berbagai hal, misalnya keberhasilan Ibu Risma dalam memimpin Kota Surabaya, keberhasilan Ima Matul Maisaroh yang menjadi anggota Dewan Penasehat Presiden Obama, keberhasilan Merry Riana sebagai motivator internasional, dan sebagainya. Cerita keberhasilan ini kemudian akan merujuk pada pahlawan wanita Indonesia yaitu RA Kartini. Beliau dianggap pahlawan yang memperjuangkan hak wanita hingga untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana yang didapatkan kaum pria. Di era gadget telah menjadi alat yang efektif untuk membuat anak kecil berhenti menangis, perjuangan terhadap hak wanita diwujudkan dalam perjuangan mendapatkan persamaan gender. Tak mengherankkan sampai isu seksis ini merambah dunia politik dimana terdapat usulan untuk memberikan kuota jumlah anggota DPR dengan jenis kelamin wanita. Usulan ini diharapkan agar angg...

GE’s Jeff Immelt: The Voyage From MBA to CEO

Latar Belakang GE dirintis sejak tahun 1878 oleh Thomas Alva Edison yang dikagumi karena kejeniusannya sebagai penemu. Namun tak banyak yang mengetahui kepiawaiannya sebagai pionir di bidang usaha. Dengan menyelaraskan berbagai usaha untuk membawa suatu inovasi ke pasar, dia merintis jalur bagi GE sekarang. Saat ini, GE termasuk perusahaan yang memiliki diversivikasi bisnis dengan performa yang sangat gemilang sehingga perusahaan ini juga termasuk dalam the world’s leading diversified corporations. Sedangkan untuk jabatan di dalamnya, posisi CEO GE seringkali dianggap sebagai world’s most elite leadership position . Salah satu pemimpin tersukses yang dimiliki oleh GE adalah Jack Welch. Karena kesuksesan yang dimiliki, Pada tahun 1999 Jack Welch dinamakan sebagai “Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune. Pada tahun 2000, Jack Welch mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO GE. Dengan pengunduran diri tersebut, maka diperlukan adanya CEO baru yang dapat memimpin GE dengan lebih...