Optimisme bangsa ini akan berawal dari seberapa yakin kita dengan perbaikan yang terjadi kedepannya melalui kontribusi bersama yang kita berikan. Pembahasan mengenai kontribusi tentu tidak akan menghadirkan perbandingan antara bidang apa yang lebih penting dibandingkan dengan bidang lainnya. Tentu sulit untuk mengkuantitatifkan apakah kontribusi positif dalam politik dapat lebih baik dari bidang olahraga, atau membandingkan perbaikan struktur ekonomi makro di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan kontribusi dalam hal kesenian. Perbandingan yang bisa dilakukan adalah membandingkan nilai maksimum antara koefisien antara meaningful time dengan Wasted time.
Menurut gw, optimisme bangsa ini muncul dengan beberapa indikasi, salah satunya pergeseran konsep pemasaran dalam beberapa tahun terakhir. Konsep pemasaran saat ini sudah mulai memunculkan hal-hal yang tidak hanya berfokus pada produk-produk yang ditawarkan atau bahkan yang berani me"lebay"kan produknya, tetapi juga sudah mulai memunculkan hal-hal positif diluar produk itu sendiri. Beberapa iklan sudah mulai berani memunculkan iklan-iklan yang mengangkat isu "Meaningful Life". Perusahaan dengan produk seperti Aqua, Axe, Asuransi, dan lain-lain memiliki beberapa tema yang cukup beragam seperti self concept, motivasi, keluarga, dan lain-lain. Iklan seperti ini sekarang tidak hanya didominasi oleh industri rokok. Optimisme yang dicampur dengan sedikit rasa skeptis akan mempertanyakan, apakah seandainya industri rokok tidak dilarang untuk mempromosikan produk rokok secara langsung serta dipandang sebagai industri yang "sedikit negatif", mereka akan tetap menampilkan iklan-iklan sosial?
Isu fundamental bangsa ini telah diangkat oleh Presiden Jokowi sejak masa kampanye yaitu mengenai Revolusi Mental. Isu ini merupakan isu yang sangat besar dan bisa mencakup banyak hal mulai dari semangat kerja keras, berfikir positif, jujur, dan lain-lain. Namun sekali lagi, isu ini terlalu berat bahkan untuk dipikul sendiri oleh suatu sistem pemerintahan.
Untuk melakukan perubahan cara pandang terhadap sesuatu, tentu ini membutuhkan waktu yang tak singkat. Dalam melakukan psikoasesmen terhadap kepribadian seseorang, common practice menunjukkan bahwa retest sebaiknya dilakukan kembali setelah 2 tahun. Hal ini disebabkan secara umum kepribadian seseorang bisa berubah secepat-cepatnya dalam range waktu 2 tahun. Namun demikian, waktu yang dibutuhkan untuk berubah tersebut tentu disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal dalam diri seseorang. Dari faktor eksternal inilah sebenarnya diperlukan intervensi oleh semua stakeholder untuk memberikan kontribusi positif termasuk diantaranya iklan-iklan yang mengangkat isu sosial.
Menurut gw, 2 hal utama yang sekarang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat adalah Social Media dan Iklan. Kedua hal ini merupakan hal yang paling sering muncul dan terlihat oleh masyarakat. Itu mengapa iklan sering kali terlihat mempengaruhi perilaku orang-orang baik anak-anak maupun orang dewasa. Dengan konsep social marketing yang dilakukan, seharusnya ini menjadi langkah besar yang dapat berpengaruh sedikit demi sedikit cara berfikir masyarakat. Apakah ini cukup untuk merubah pemikiran? Belum tentu. Tapi setidaknya langkah kecil yang dilakukan setiap hari akan membuat penerimaan hal positif secara tidak langsung dibawah alam sadar seesorang.
Upaya membangun cara pandang positif dalam masyarakat sebenarnya akan muncul dari lingkungan sekitar. Namun demikian, keberagaman masyarakat akan berdampak pada pengaruh dan kebutuhan yang berbeda. Contoh, dalam membangun mindset bekerja keras, akan terlihat perbedaan antara masyarakat di kota dan di desa. Di perkotaan, tingginya competition degree akan membuat mereka secara terpaksa harus bekerja keras dan memiliki motivasi tinggi meskipun tanpa perlu menonton acara motivasi di televisi. Berbeda halnya dengan masyarakat pedesaan, kekeluargaan dan rasa sering berbagi sudah menjadi kebiasaan yang tak perlu diingatkan lagi oleh orang lain. Masing-masing hal positif tersebut perlu disebarluaskan melalui keberagaman topik social marketing yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh yang dibutuhkan beragam jenis masyarakat. Karena tak bisa dipungkiri, jangkauan periklanan baik melalui televisi maupun internet telah mencakup lingkungan masyarakat yang cukup luas dan beragam.
#iamnotmarketingexpert
Komentar
Posting Komentar
Test