Langsung ke konten utama

Tren Musik Mengalami Penurunan?



Di saat lifestyle mendengarkan musik bukan hanya mengandalkan kapasitas storage di HP, salah satu opsi mendengarkan musik streaming diantaranya adalah menggunakan youtube. Youtube sebenarnya bukanlah media yang benar-benar khusus untuk mendengarkan lagu, tapi lebih ke surganya video.
Waktu ngedengerin lagu-lagu di youtube, gw termasuk salah satu orang yang punya kebiasaan membaca komen-komen yang ada di kolom komentar (gak ada kerjaan banget yah gw). Sering kali dalam membaca kolom komentar tersebut, beberapa hal yang sering tertulis adalah musik zaman dulu itu lebih bagus dari zaman sekarang, yang gak pernah jelas, bla.. bla.. bla.. Bagi anak-anak generasi 90an, lagu-lagu di zamannya seperti naif, padi, sheila on 7, dan lain-lain adalah lagu yang enak didengar dan lebih bermutu dibandingkan lagu zaman sekarang. Hal yang sama terjadi pada generasi 80an yang mendengarkan lagu-lagu tersebut di atas, akan mengatakan lagu di zaman mereka jauh lebih bermutu. Pengulangan ini akan terus terjadi sampai pada masa suatu generasi merasa bahwa lagu-lagu dari Broery Marantika adalah yang paling juara. Kalo ditelusuri lebih lanjut sampai masa entah berantah, mungkin kita akan balik lagi ketika musik itu hanya sebatas nada dasar do re mi tanpa ada variasi lainnya.

Apabila diasumsikan bahwa komentar-komentar di atas adalah benar, maka dapat disimpulkan semakin kedepan, kualitas musik dari pelaku seni musik itu mengalami TREND PENURUNAN. *nyalain early warning system. Apakah itu kebenaran yang hakiki? Atau ini lebih ke pertimbangan subjektif tanpa disertai profesionalisme orang-orang yang memberikan judgement.

So, sebenarnya musik itu masalah kualitas atau selera? Kalo bicara selera, ukurannya paling gampang. Cek aja lagu-lagu yang menjadi populer dan menduduki tangga-tangga lagu. Kalo bicara kualitas, ini yang rada susah. Ada beberapa yang berpendapat, apabila kita susah ngebawain lagu itu, berarti lagu itu memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Tapi seringkali kualitas yang tinggi itu mengarah pada lagu tersebut hanya cocok ditelinga sebagian kecil penikmat musik.

Fenomena yang muncul adalah, para penggemar Lagu Indie (oknum) merasa adalah penikmat musik yang hakiki. Dengan demikian, musik-musik lain yang mainstream dianggap tidak berkualitas. Gw sih langsung ngeluarin kartu kuning (ala ketua BEM UI) untuk gak setuju. Contohnya adalah musik Rock ala Mr. BIG itu sebenarnya masih rada mainstream. Tapi apa ada yang berani musik mereka gak berkualitas.

Kesimpulan, menurut gw musik yang bermutu itu adalah musik yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi tetapi masih bisa dinikmati oleh sebagian besar orang. Bisa memberikan contoh? Gw pribadi sulit memberikan contoh. Pertimbangannya adalah pertama, Gw bukan pengamat musik, jadi rawan memberikan contoh yang salah. He3. Yang kedua, Gw lebih senang musik rock. Kalo gw nyontohin musik rock, pasti penggemar musik jazz, pop, dangdut, dll berpotensi gak nerima pendapat gw. He3. Tapi kalo dipaksain ngasih contoh, gw akan bilang musik yang bermutu itu adalah lagu-lagu yang dihasilin oleh DreamTheater.

Dari sekian panjang penjelasan di atas, sebenarnya apa sih yang mau disampaikan? Yang ingin gw sampaikan adalah sebaiknya jangan terlalu mudah ngejudge jelek musik lain yang tidak sesuai dengan selera kita. He3. #ANTIKLIMAKS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inside & Outside the Box

Apakah lu pernah jadi saksi atau pelaku dari suatu pemecahan masalah dengan cara berfikir baru dan berbeda dari pada umumnya? Apakah lu berfikir ini merupakan salah satu contoh pemikiran " Think Outside The Box" ? Jika lu menjawab pertanyaan kedua dengan "Ya", berarti kita teammate yang perlu membaca buku Inside The Box karya Drew Boyd & Jacob Goldenberg". Setelah gw membaca buku tersebut, sepertinya gw harus melakukan redefinisi tentang " Think Outside the Box ". Konsep Think Outside the Box sepertinya merupakan tagline dari aktivitas apapun yang akan mengarah pada bagaimana kita akan berfikir secara lebih kreatif. Pada buku ini, ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kreativitas, maka melatih berfikir Inside the Box dapat menjadi salah satu cara yang sangat efektif. Selain itu akan dijelaskan mengenai perbedaan antara Think Outside the Box dibandingkan Inside the Box. Dengan kombinasi penulis yang berasal dari background berbeda, akadem...

"Mengapa Pria Tidak Bisa Mendengar dan Wanita Tidak Bisa Membaca Peta?"

Dari sejumlah pahlawan yang ada di Indonesia, pada tanggal 21 April kita akan menjadi lebih sering mendengarkan kisah "Kepahlawanan" Wanita dalam berbagai hal, misalnya keberhasilan Ibu Risma dalam memimpin Kota Surabaya, keberhasilan Ima Matul Maisaroh yang menjadi anggota Dewan Penasehat Presiden Obama, keberhasilan Merry Riana sebagai motivator internasional, dan sebagainya. Cerita keberhasilan ini kemudian akan merujuk pada pahlawan wanita Indonesia yaitu RA Kartini. Beliau dianggap pahlawan yang memperjuangkan hak wanita hingga untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana yang didapatkan kaum pria. Di era gadget telah menjadi alat yang efektif untuk membuat anak kecil berhenti menangis, perjuangan terhadap hak wanita diwujudkan dalam perjuangan mendapatkan persamaan gender. Tak mengherankkan sampai isu seksis ini merambah dunia politik dimana terdapat usulan untuk memberikan kuota jumlah anggota DPR dengan jenis kelamin wanita. Usulan ini diharapkan agar angg...

GE’s Jeff Immelt: The Voyage From MBA to CEO

Latar Belakang GE dirintis sejak tahun 1878 oleh Thomas Alva Edison yang dikagumi karena kejeniusannya sebagai penemu. Namun tak banyak yang mengetahui kepiawaiannya sebagai pionir di bidang usaha. Dengan menyelaraskan berbagai usaha untuk membawa suatu inovasi ke pasar, dia merintis jalur bagi GE sekarang. Saat ini, GE termasuk perusahaan yang memiliki diversivikasi bisnis dengan performa yang sangat gemilang sehingga perusahaan ini juga termasuk dalam the world’s leading diversified corporations. Sedangkan untuk jabatan di dalamnya, posisi CEO GE seringkali dianggap sebagai world’s most elite leadership position . Salah satu pemimpin tersukses yang dimiliki oleh GE adalah Jack Welch. Karena kesuksesan yang dimiliki, Pada tahun 1999 Jack Welch dinamakan sebagai “Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune. Pada tahun 2000, Jack Welch mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO GE. Dengan pengunduran diri tersebut, maka diperlukan adanya CEO baru yang dapat memimpin GE dengan lebih...