Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Learning English

Do you one of people who are really difficult to learn english? I hope i was just the only one face the problem. As international language, speaking english fluently is not regarded as a powerful strength anymore. Because, it will be common thing that everyone must have. But, oh poor me, i am still really far from good enough. In my office, some people is already able to speak another language beside english, ex. italy, french, arabian, etc. Now, to help someone who has low skill in speaking english, we must speak english to all of our officemate every friday. Actually, english day is not new program because my previous environment often did it too. Because of our inconsistency, the program just can sustain for 3 days or 3 week (One day each week). Ha3. So, i wish current program could be better than before. In my opinion, learning every language need commitment and persistence. Besides, we need effective method. The most popular method we can use is join english course. But, n

Membangun Budaya Inovasi - Part I

Untuk mengimbangi laju perubahan di dunia ini, topik inovasi menjadi sesuatu yang sangat penting. Dalam ilmu manajemen, inovasi merupakan salah satu variabel besar yang masih terlalu general untuk digunakan dalam membangun model penelitian. Pembahasan mengenai inovasi pun harus dispesifikasikan lebih detil lagi misalnya dalam product innovation , process Innovation , open innovation , dan lain-lain. Kembali membumi ke dalam praktik sehari-hari, perusahaan sering mulai memprioritaskan inovasi sebagai bagian penting agar dapat sustain mengikuti perkembangan zaman. Bukan hal yang baru ketika kita melihat review majalah-majalah bisnis dan mengetahui bahwa beberapa perusahaan besar mulai berjatuhan jika mereka hanya menyandarkan proses bisnisnya pada tangible asset yang dimiliki dan belum terlalu memprioritaskan proses inovasi dalam business model nya. Dengan memperhatikan pentingnya inovasi itu sendiri, pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah mengenai seberapa besar keinginan kit

Thesis Progress

Gak tau kenapa setelah baru beberapa minggu gak mau ketemu jurnal, otak ini tiba-tiba kerasa totally mandek. Apakah ini petanda bahwa usia gw gak muda lagi sampai gak dipake sebentar aja sudah kayak pake motor yang gak diisi oli, seret (Gak usah artikan "gak muda" tadi dengan makna sebenarnya, tahun ini gw baru 26, walaupun banyak yang bilang muka gw lebih tua dari umur itu, FYI). Walaupun sejak 3 hari sebelumnya gw sudah nyadar bahwa gw harus presentasi proposal, tapi otak ini tetap gak mau kompromi. Buka laptop > buka proposal yang telah dikirimkan > baca 2 paragraf > ganti buka google chrome > youtube & detiksport > done. Sampai di hari H, 18 Februari 2016, gw akhirnya cuti dan ngerjai ppt di pagi hari di perpustakaan kampus. Karena sudah ditakdirkan gak bisa fokus, akhirnya ditengah perjalanan ngerjai ppt yang akan dipresentasikan beberapa jam kemudian, gw masih sempat nyebrang ke gedung sebelah alias balairung untuk ikutan job fair dengan tanp

Apakah Penting Mencantumkan Gelar Pendidikan?

"Undangan Pernikahan Udin Marzuki, SE., M.Sc., PhD dengan dr. Mutmainah pada hari ini, 14 Februari 2016". Contoh di atas adalah salah satu tempat dimana kita bisa mencantumkan gelar pendidikan yang telah kita peroleh. Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena mengenai pencantuman gelar pendidikan pada nama seseorang tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda. Ada yang cenderung namanya gak boleh terpisahkan dengan gelar yang dimiliki, ada yang kadang menulis dan gak (mungkin ini golongan orang labil), dan ada yang kadang hampir gak pernah menulis gelar tersebut. Alasan dari pilihan yang diambil beraneka ragam. Beberapa memang tipikal orang yang mau pamer kemudian menyombongkan diri, atau ada juga yang menganggap itu sebagai media untuk menjual kualitas diri, atau ada beberapa orang yang tidak ingin menyombongkan apa ilmu yang telah ia miliki, dan alasan-alasan lainnya. Lu tipikal yang mana?