Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

Menata Hidup

Tulisan ini tidak akan menceritakan mengenai filosofi hidup seperti yang sering disampaikan oleh orang bijak, tidak juga berbicara mengenai teknik pengembangan diri seperti yang  diungkapkan para pakar psikologi, ataupun proses coaching mentoring yang dilakukan oleh atasan kepada bawahannya. Tulisan ini hanya sebatas tulisan ungkapan hati orang yang gagal menyelesaikan kuliahnya sesuai dengan target awal (Memang judulnya agak mendramatisir). Dalam seperempat tahun terakhir alias sejak bulan april sampai dengan awal bulan ini, kayaknya gw kagak ngerjain banyak hal penting dalam hidup gw selain rutinitas kerja dan juga thesis. Hampir 18 Jam dalam setiap harinya habis digunakan untuk kedua hal ini. Perjuangan waktu yang gw lakuin sebenarnya bertujuan agar gw bisa lulus sebelum masuk periode semester ke-5. Alasan utamanya gw bersemangat tentu saja untuk menghindari tambahan uang kuliah. Namun apalah daya, sampai dengan artikel super penting ini ditulis, thesis justru masuk jalur puta

"Mengapa Pria Tidak Bisa Mendengar dan Wanita Tidak Bisa Membaca Peta?"

Dari sejumlah pahlawan yang ada di Indonesia, pada tanggal 21 April kita akan menjadi lebih sering mendengarkan kisah "Kepahlawanan" Wanita dalam berbagai hal, misalnya keberhasilan Ibu Risma dalam memimpin Kota Surabaya, keberhasilan Ima Matul Maisaroh yang menjadi anggota Dewan Penasehat Presiden Obama, keberhasilan Merry Riana sebagai motivator internasional, dan sebagainya. Cerita keberhasilan ini kemudian akan merujuk pada pahlawan wanita Indonesia yaitu RA Kartini. Beliau dianggap pahlawan yang memperjuangkan hak wanita hingga untuk mendapatkan pendidikan yang layak sebagaimana yang didapatkan kaum pria. Di era gadget telah menjadi alat yang efektif untuk membuat anak kecil berhenti menangis, perjuangan terhadap hak wanita diwujudkan dalam perjuangan mendapatkan persamaan gender. Tak mengherankkan sampai isu seksis ini merambah dunia politik dimana terdapat usulan untuk memberikan kuota jumlah anggota DPR dengan jenis kelamin wanita. Usulan ini diharapkan agar angg