Langsung ke konten utama

Perubahan oleh Insider dan Outsider

Beberapa hari yang lalu gw dapat tugas dari kampus untuk ngereview Jurnal tentang “Who Change Course? The Role of Domain Knowledge and Novel Framing in Making Technology Changes” dari sudut pandang Change Organization. Personally, gw tertarik dengar artikel ini karena this case is often happened around us.

Dari Jurnal tersebut , disampaikan mengenai bagaimana pengaruh Insider dan Outsider terhadap perubahan. Insider merupakan SDM internal perusahaan yang memiliki pemahaman sangat baik terhadap kondisi perusahaan baik dari sisi strength maupun weakness sedangkan outsider merupakan pihak eksternal yang memiliki perspektif berbeda dan pengalaman berbeda dari perusahaan itu sendiri.

Insider orang yang mengetahui lebih baik kondisi perusahaan tentu akan mengetahui perubahan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki perusahaan. Sedangkan insider, orang yang memiliki perspektif berbeda tentu akan memiliki cara pandang yang lebih banyak dibandingkan dengan insider dalam melakukan perubahan.

Dari kondisi tersebut, gw berkesimpulan bahwa yang lebih berpotensi untuk melakukan perubahan terhadap perusahaan adalah Outsider dibandingkan dengan insider. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan insider untuk melakukan perubahan. Dari perubahan yang dilakukan oleh outsider dan insider, maka jenis perubahan yang dilakukan dapat dikelompokkan menjadi 2,yaitu Aggressive Change dan Insider Change (Istilah gw sendiri sih. He3):

1. Aggressive Change
Perubahan yang Aggresive cenderung dilakukan oleh Outsider. Dengan adanya perbedaan pengalaman dan perspektif yang dimiliki, maka outsider akan berusaha untuk menyelaraskannya dengan aktivitas perusahaan. Semakin besar gap yang dimiliki, maka semakin besar perubahan yang akan dilakukan. Dengan pengetahuan yang terbatas dari Outsider terhadap kondisi perusahaan, maka inisiatif perubahan besar yang dilakukan berpotensi tidak sejalan dengan kebutuhan yang seharusnya. Dengan demikian, kemungkinan kegagalan atas perubahan tersebut juga akan menjadi lebih besar. 


2. Moderate Change

Moderate change cenderung dilakukan oleh Insider. Walaupun perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan, namun dengan pengetahun yang mendalam dari insider, maka perubahan tersebut bisa tepat sasaran dengan kebutuhan. Dengan demikian, maka potensi kegagalan atas perubahan tersebut menjadi lebih kecil. Untuk perusahaan yang ingin melakukan lompatan keberhasilan organisasi, maka moderate change masih belum cukup karena insider lebih cenderung memanfaatkan pengalaman historisnya dalam meningkatkan performa perusahaan. Dalam kondisi bisnis, perubahan peluang pasar terkadang tidak mampu terakomodir dari pengalaman yang dimiliki.

Pada dasarnya yang terpenting adalah bagaimana perubahan bisa berubah dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inside & Outside the Box

Apakah lu pernah jadi saksi atau pelaku dari suatu pemecahan masalah dengan cara berfikir baru dan berbeda dari pada umumnya? Apakah lu berfikir ini merupakan salah satu contoh pemikiran " Think Outside The Box" ? Jika lu menjawab pertanyaan kedua dengan "Ya", berarti kita teammate yang perlu membaca buku Inside The Box karya Drew Boyd & Jacob Goldenberg". Setelah gw membaca buku tersebut, sepertinya gw harus melakukan redefinisi tentang " Think Outside the Box ". Konsep Think Outside the Box sepertinya merupakan tagline dari aktivitas apapun yang akan mengarah pada bagaimana kita akan berfikir secara lebih kreatif. Pada buku ini, ia menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kreativitas, maka melatih berfikir Inside the Box dapat menjadi salah satu cara yang sangat efektif. Selain itu akan dijelaskan mengenai perbedaan antara Think Outside the Box dibandingkan Inside the Box. Dengan kombinasi penulis yang berasal dari background berbeda, akadem

GE’s Jeff Immelt: The Voyage From MBA to CEO

Latar Belakang GE dirintis sejak tahun 1878 oleh Thomas Alva Edison yang dikagumi karena kejeniusannya sebagai penemu. Namun tak banyak yang mengetahui kepiawaiannya sebagai pionir di bidang usaha. Dengan menyelaraskan berbagai usaha untuk membawa suatu inovasi ke pasar, dia merintis jalur bagi GE sekarang. Saat ini, GE termasuk perusahaan yang memiliki diversivikasi bisnis dengan performa yang sangat gemilang sehingga perusahaan ini juga termasuk dalam the world’s leading diversified corporations. Sedangkan untuk jabatan di dalamnya, posisi CEO GE seringkali dianggap sebagai world’s most elite leadership position . Salah satu pemimpin tersukses yang dimiliki oleh GE adalah Jack Welch. Karena kesuksesan yang dimiliki, Pada tahun 1999 Jack Welch dinamakan sebagai “Manajer Abad ini” oleh majalah Fortune. Pada tahun 2000, Jack Welch mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO GE. Dengan pengunduran diri tersebut, maka diperlukan adanya CEO baru yang dapat memimpin GE dengan lebih